Senin, 30 September 2013

Arsitektur dan Infrastruktur
Pembuatan  Data  Warehouse  Penjualan  Produk  dan  Penerapan  Dalam  Studi  Kasus  Divisi Greenscope  Energy –  PT. Tustika  Nagata  Surabaya”

Nama   : L.Efendi
NIM    : 11.41010.0211
Tugas  : Pertemuan 4  [ MK Data Warehouse ]

Arsitektur Datawarehouse
Maksudnya adalah bagaimana datawarehouse dibangun, arsitektur tidak ada yang benar dan salah tetapi suatu arsitektur dibangun tergantung situasi dan kondisi. Arsitektur datawarehouse akan berpengaruh pada penggunaan dan pemeliharaan.          

Arsitektur, dalam konteks data organisasi penjualan produk, adalah konseptualisasi tentang bagaimana data warehouse dibangun. Tidak ada arsitektur yang benar atau salah, melainkan ada beberapa arsitektur yang ada untuk mendukung berbagai lingkungan dan situasi. Kelayakan arsitektur dapat dinilai dari bagaimana bantuan konseptualisasi di gedung, pemeliharaan, dan penggunaan data warehouse.
                      
Lapisan-lapisan arsitektur datawarehouse :
1. Operational database layer / Lapisan basis data operasional
a. Sumber data (source) untuk datawarehouse
b. Data lengkap, Data hari ke hari
c. Mempunyai nilai saat ini/ data berarti.
d. Tingkat kemungkinan data besar.

2. Data Access Layer/ Lapisan Akses Data
a. Tools untuk mengekstrak, mengubah dan mengambil(load) data.
b. Meliputi karakteristik datawarehouse.

3. Metadata Layer / Lapisan Metadata
a. File data tersimpan / Direktori
b. Lebih detil dari direktori data sistem, maksudnya lebih mendalam dari file data yang tersedia sebelumnya.
c. Ada pentunjuk untuk keseluruhan warehouse dan ada petunjuk data yang dapat diakses report khusus untuk di analisis.

4. Informational access layer (lapisan akses informasi)
a. Akses data dan juga tool untuk laporan dan analisis.
b. Tools Business Intelligence masuk ke tahap ini.

Pada suatu training, saya menjelaskan mengenai 4 alternatif arsitektur data warehouse berdasarkan gambar berikut :

Mari kita bahas sekilas mengenai keempat arsitektur data warehouse di atas:
  1. Enterprise Data Warehouse.
            Pada arsitektur ini, Data Warehouse merupakan satu-satunya penyimpanan data dari berbagai sumber di suatu organisasi. DWH ini juga yang dijadikan acuan utama dalam melakukan analisis, membuat laporan, dashboard, data mining, dan Business Intelligence. Kelebihan dari pendekatan ini adalah sumber data untuk analisis adalah hanya DWH ini, selain itu, kelebihannya yaitu semua data terintegrasi dengan baik (dengan syarat proses analisis dan perancangan DWH dilakukan dengan matang). Kekurangan pendekatan ini adalah ketika data yang dimiliki sudah sangat banyak, DWH dengan arsitektur Enterprise Data Warehouse bisa mengalami masalah kinerja, apalagi jika ditambah semakin banyaknya pengguna yang menembak DWH ini secara bersama-sama.

  1. Dependent Data Mart.
Saya melihat arsitektur ini sebagai kelanjutan dari Enterprise Data Warehouse. Ketika DWH pada EDW sudah dianggap berat, ditambah effort untuk mengupgrade infrastruktur yang kadang tidak ekonomis, maka dibuatlah data mart-data mart di satu atau lebih departemen untuk mengakomodasi kebutuhan laporan di departemen yang bersangkutan . Kelebihan dari arsitektur ini adalah  kinerja DWH menjadi lebih ringan. Jika sebelumnya sehari ada 10,000 hit yang ditujukan ke data warehouse, dengan adanya data mart baru, sebagian porsi hit tersebut akan mengarah ke data mart, misalkan porsi data warehouse tinggal 8,000 hit dan yang 2,000 ditujukan ke data mart. Jika satu data mart masih dianggap kurang, maka bisa dibuat data mart berikutnya untuk departemen lain, misalkan penjualan. Pembuatan data mart baru tersebut mungkin bisa mengurangi hit data warehouse menjadi 6,000. Begitu seterusnya hingga dicapai nilai yang optimal. Disamping manfaat dari sisi kinerja, dependent data mart juga memungkinkan setiap departemen melakukan tuning lebih jauh terhadap struktur tabel dimensional. Tuning  dimaksudkan  untuk meningkatkan kinerja sistem secara keseluruhan dalam mengakomodasi kebutuhan analisis departemen yang mungkin belum diakomodasi oleh data warehouse. Dibandingkan arsitektur dengan data mart yang lainnya, alternatif ini memiliki karakteristik Enterprise Data, yaitu data yang terdapat di DWH dan DM memiliki cakupan validitas di tingkat enterprise/organisasi/perusahaan karena tingkat tersebut sudah didapatkan ketika memasuki DWH.

  1. Independent Data Mart.
            Meskipun sama-sama memiliki DM seperti pada arsitektur Dependent Data Mart, alternatif  ini tidak memiliki Data Warehouse di dalamnya. Setiap DM harus memiliki strategi integrasi yang tidak terkait. Hal itu dikarenakan nature dari pembangunan DM adalah karena tingginya kebutuhan data untuk analisis pada suatu departemen dan tidak optimal jika harus menunggu dibuatnya DWH di level organisasi/perusahaan.  Karena itulah satu departemen memutuskan membuat DM versi departemen itu. Jika ada departemen lain yang memiliki kebutuhan analisis yang tinggi juga, maka dimungkinkan dorongan untuk membuat DM di departemen tersebut juga tinggi, ditambah adanya contoh departemen lain yang sudah membangun DM versi departemennya. Hal pokok yang biasanya menjadi kekurangan di pendekatan ini adalah data yang dihasilkan cenderung belum menjadi  level enterprise, namun masih di tingkat departemen. Hal tersebut dikarenakan  pembangunan DM mungkin hanya melibatkan departemen pembuat, dengan sedikit sekali-atau tanpa-keterlibatan departemen lain, sehingga aspek integrasi format data dan formula tidak terpenuhi.

  1. Enterprise Data Mart.
             Ini merupakan alternatif solusi antara Dependent Data Mart dan Independent Data Mart. Adanya staging yang berada di level Enterprise adalah sebagai area integrasi data dari berbagai sistem. Dengan demikian, data lebih dekat ke level enterprise. Namun demikian, kendala integrasi kadang juga menjadi masalah di sini, yaitu jika ketika mengembangkan DM untuk departemen A, departemen-departemen lain yang ada di organisasi tidak banyak dilibatkan, atau bahkan tidak dilibatkan sama sekali.

Infrastruktur Data warehouse
            Infrastruktur data warehouse terdiri dari software, hardware, pelatihan-pelatihan dan komponen-komponen lainnya yang memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan arsitektur data warehouse Poe (1998, p43). Salah satu instrument yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan data warehouse adalah pengidentifikasian arsitektur mana yang terbaik dan infrastruktur yang dibutuhkan.

            Arsitektur dan infrastruktur sangat erat hubungannya. Arsitektur yang sama mungkin akan membutuhkan infrasturktur yang berbeda, tergantung pada lingkungan perusahaan ataupun organisasi.

Apa itu infrastuktur ? 
Infrastruktur adalah :
             “Sistem fisik dasar dari suatu negara atau populasi masyarakat, termasuk jalan, utilitas, air, limbah, dll Sistem ini dianggap penting untuk memungkinkan produktivitas dalam perekonomian. Mengembangkan infrastruktur sering memerlukan investasi awal yang besar, tapi skala ekonomi cenderung signifikan”

“Infrastruktur merupakan struktur fisik dan dasar organisasi yang diperlukan untuk operasi suatu masyarakat atau perusahaan,  atau layanan dan fasilitas yang diperlukan untuk sebuah ekonomi berfungsi.”
                                        
Layer Infrastuktur E-business 


Bagan diperoleh dari : http://psut.edu.jo/sites/raad/eBusiness_notes/Chapter%2003.pdf

Layer 1 : E-business services – Applications Layer
Lapisan paling atas yang langsung berinteraksi dengan user. Beragam jenis aplikasi e-business yang ada seperti :

1. Selling Chain Management Information System – sub-sistem yang secara langsung berinteraksi dengan pelanggan agar mereka dapat dengan mudah mengadakan akses terhadap produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, terutama yang berhubungan dengan aktivitas transaksi bisnis.

2. Customer Relationship Management Information System - sub-sistem yang berfungsi sebagai sarana komunikasi efektif antara pelanggan dengan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan akan informasi maupun bentuk pelayanan lainnya sehubungan dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

3. Enterprise Resource Planning Information System – sub-sistem yang secara langsung berfungsi mengintegrasikan proses-proses penciptaan produk atau jasa dari perusahaan, mulai dari dipesannya bahan-bahan mentah dan fasilitas produksi sampai dengan terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan.

4. Management Control Information System – sub-sistem yang bertanggung jawab memberikan data dan informasi bagi keperluan pengambilan keputusan manajemen perusahaan dan stakeholder lainnya, baik keputusan-keputusan yang bersifat strategis maupun taktis sehari-hari

5. Administrative Control Information System – sub-sistem yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang terselenggaranya proses-proses administasi Dan masih banyak jenis aplikasi penerapan dari e-business lainnya.

Layer 2 : System software layer
Lapisan yang mana di dalamnya terdapat sistem – sistem yang mendukung aplikasi agar dapat berjalan dengan baik seperti web browser, server software, software jaringan, sistem manajemen database, dan lain sebagainya.

Layer 3 : Transport or Network layer
Lapisan yang mengatur jaringan dan transportasi data (TCP / IP).

Layer 4 : Storage / physical layer
Lapisan di mana mencakup penyimpanan data baik yang tersimpan di dalam penyimpanan magnetis di dalam server web ataupun media penyimpanan sementara (RAM).

Layer 5 : Content and data layer
Lapisan yang mencakup isi dari data yang tersimpan seperti data konsumen, data transaksi dan lain sebagainya.

Kenapa dan Untuk apa Datawarehouse?
Disini saya akan memberikan ilustrasi untuk datawarehouse. Datawarehouse itu dimiliki oleh perusahaan yang sudah besar, yang memiliki banyak cabang, data yang banyak dan tentunya struktur organisasi yang kompleks.

Mari bayangkan sebuah perusahaan yang memiliki banyak transaksi, yang memiliki banyak cabang. Tentu data-data tersebut tersebar dilokasi yang berbeda, sistem operasi yang berbeda, bahkan di basisdata (database) yang berbeda. Nah, Lalu bagaimana seorang pimpinan/ manager mengambil sebuah keputusan?Tentu bagi sang pembuat keputusan hanya membutuhkan akses ke semua sumber data tersebut. Kalau melakukan query di setiap masing-masing cabang tentu tidak efisien dan tidak praktis. Atau bahkan data yang dimiliki oleh perusahaan adalah data-data terbaru, bukan data-data terdahulu dari perusahaan tersebut. Dari permasalahan ini, Datawarehouse hadir sebagai solusinya.

Jika mengandalkan database OLTP untuk dilakukan query terlalu besar. Datawarehouse dibuat agar prosesnya lebih efisien. Dan selalu berkompetitif, maksudnya di zaman saat ini perusahaan sudah mengandalkan teknologi datawarehouse untuk pengambilan keputusan di perusahaan.

Tujuan Akhir menggunakan Datawarehouse
· Menyediakan data organisasi yang mudah diakses oleh manager.
· Data yang berada di datawarehouse bersifat konsisten, dan merupakan kebenaran.
· Datawarehouse merupakan tempat, dimana data yang telah digunakan di publikasikan.
· Kualitas data di datawarehouse dapat diandalkan.

Sumber :
           1.      http://ar4y4sh1k1.wordpress.com/2010/04/07/datawarehouse/ 
                 (Diakses 07 April 2010)
           2.      http://noverino.wordpress.com/category/my-works/
                (Diakses 18 Maret 2011)
  1. http://ldse-bussiness.blogspot.com/2013/02/part-4-infrastruktur-e-business.html                            (Diakses 19 Februari  2013)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar