Arsitektur dan Infrastruktur
“Pembuatan Data Warehouse Penjualan
Produk dan Penerapan Dalam Studi Kasus
Divisi Greenscope Energy – PT. Tustika Nagata
Surabaya”
Nama
: L.Efendi
NIM
: 11.41010.0211
Tugas
: Pertemuan 4 [ MK Data Warehouse ]
Arsitektur Datawarehouse
Maksudnya adalah bagaimana datawarehouse dibangun,
arsitektur tidak ada yang benar dan salah tetapi suatu arsitektur dibangun
tergantung situasi dan kondisi. Arsitektur datawarehouse akan berpengaruh pada
penggunaan dan pemeliharaan.
Arsitektur, dalam konteks data organisasi penjualan
produk, adalah konseptualisasi tentang bagaimana data warehouse
dibangun. Tidak ada arsitektur yang benar atau salah, melainkan ada
beberapa arsitektur yang ada untuk mendukung berbagai lingkungan dan situasi.
Kelayakan arsitektur dapat dinilai dari bagaimana bantuan konseptualisasi di
gedung, pemeliharaan, dan penggunaan data warehouse.
Lapisan-lapisan arsitektur datawarehouse :
1. Operational database layer / Lapisan basis data
operasional
a. Sumber data (source) untuk datawarehouse
b. Data lengkap, Data hari ke hari
c. Mempunyai nilai saat ini/ data berarti.
d. Tingkat kemungkinan data besar.
2. Data Access Layer/ Lapisan Akses Data
a. Tools untuk mengekstrak, mengubah dan
mengambil(load) data.
b. Meliputi karakteristik datawarehouse.
3. Metadata Layer / Lapisan Metadata
a. File data tersimpan / Direktori
b. Lebih detil dari direktori data sistem, maksudnya
lebih mendalam dari file data yang tersedia sebelumnya.
c. Ada pentunjuk untuk keseluruhan warehouse dan ada
petunjuk data yang dapat diakses report khusus untuk di analisis.
4. Informational access layer (lapisan akses
informasi)
a. Akses data dan juga tool untuk laporan dan
analisis.
b. Tools Business Intelligence masuk ke tahap ini.
Pada suatu
training, saya menjelaskan mengenai 4 alternatif arsitektur data warehouse
berdasarkan gambar berikut :
Mari kita bahas sekilas mengenai keempat arsitektur
data warehouse di atas:
- Enterprise
Data Warehouse.
Pada arsitektur ini, Data Warehouse merupakan
satu-satunya penyimpanan data dari berbagai sumber di suatu organisasi. DWH ini
juga yang dijadikan acuan utama dalam melakukan analisis, membuat laporan,
dashboard, data mining, dan Business Intelligence. Kelebihan dari pendekatan
ini adalah sumber data untuk analisis adalah hanya DWH ini, selain itu,
kelebihannya yaitu semua data terintegrasi dengan baik (dengan syarat proses
analisis dan perancangan DWH dilakukan dengan matang). Kekurangan pendekatan
ini adalah ketika data yang dimiliki sudah sangat banyak, DWH dengan arsitektur
Enterprise Data Warehouse bisa mengalami masalah kinerja, apalagi jika ditambah
semakin banyaknya pengguna yang menembak DWH ini secara bersama-sama.
- Dependent
Data Mart.
Saya melihat arsitektur
ini sebagai kelanjutan dari Enterprise Data Warehouse. Ketika DWH pada EDW
sudah dianggap berat, ditambah effort untuk mengupgrade infrastruktur yang
kadang tidak ekonomis, maka dibuatlah data mart-data mart di satu atau lebih
departemen untuk mengakomodasi kebutuhan laporan di departemen yang
bersangkutan . Kelebihan dari arsitektur ini adalah kinerja DWH menjadi
lebih ringan. Jika sebelumnya sehari ada 10,000 hit yang ditujukan ke data
warehouse, dengan adanya data mart baru, sebagian porsi hit tersebut akan
mengarah ke data mart, misalkan porsi data warehouse tinggal 8,000 hit dan yang
2,000 ditujukan ke data mart. Jika satu data mart masih dianggap kurang, maka
bisa dibuat data mart berikutnya untuk departemen lain, misalkan penjualan.
Pembuatan data mart baru tersebut mungkin bisa mengurangi hit data warehouse
menjadi 6,000. Begitu seterusnya hingga dicapai nilai yang optimal. Disamping
manfaat dari sisi kinerja, dependent data mart juga memungkinkan setiap
departemen melakukan tuning lebih jauh terhadap struktur tabel dimensional.
Tuning dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja sistem secara
keseluruhan dalam mengakomodasi kebutuhan analisis departemen yang mungkin
belum diakomodasi oleh data warehouse. Dibandingkan arsitektur dengan data mart
yang lainnya, alternatif ini memiliki karakteristik Enterprise Data,
yaitu data yang terdapat di DWH dan DM memiliki cakupan validitas di tingkat
enterprise/organisasi/perusahaan karena tingkat tersebut sudah didapatkan
ketika memasuki DWH.
- Independent
Data Mart.
Meskipun
sama-sama memiliki DM seperti pada arsitektur Dependent Data Mart, alternatif
ini tidak memiliki Data Warehouse di dalamnya. Setiap DM harus memiliki
strategi integrasi yang tidak terkait. Hal itu dikarenakan nature dari
pembangunan DM adalah karena tingginya kebutuhan data untuk analisis pada suatu
departemen dan tidak optimal jika harus menunggu dibuatnya DWH di level
organisasi/perusahaan. Karena itulah satu departemen memutuskan membuat
DM versi departemen itu. Jika ada departemen lain yang memiliki kebutuhan analisis
yang tinggi juga, maka dimungkinkan dorongan untuk membuat DM di departemen
tersebut juga tinggi, ditambah adanya contoh departemen lain yang sudah
membangun DM versi departemennya. Hal pokok yang biasanya menjadi kekurangan di
pendekatan ini adalah data yang dihasilkan cenderung belum menjadi level
enterprise, namun masih di tingkat departemen. Hal tersebut dikarenakan
pembangunan DM mungkin hanya melibatkan departemen pembuat, dengan
sedikit sekali-atau tanpa-keterlibatan departemen lain, sehingga aspek
integrasi format data dan formula tidak terpenuhi.
- Enterprise
Data Mart.
Ini merupakan alternatif solusi antara
Dependent Data Mart dan Independent Data Mart. Adanya staging yang berada di
level Enterprise adalah sebagai area integrasi data dari berbagai sistem.
Dengan demikian, data lebih dekat ke level enterprise. Namun demikian, kendala
integrasi kadang juga menjadi masalah di sini, yaitu jika ketika mengembangkan
DM untuk departemen A, departemen-departemen lain yang ada di organisasi tidak
banyak dilibatkan, atau bahkan tidak dilibatkan sama sekali.
Infrastruktur
Data warehouse
Infrastruktur data warehouse terdiri
dari software, hardware, pelatihan-pelatihan dan komponen-komponen
lainnya yang memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan
arsitektur data warehouse Poe (1998, p43). Salah satu instrument yang
mempengaruhi keberhasilan pengembangan data warehouse adalah pengidentifikasian
arsitektur mana yang terbaik dan infrastruktur yang dibutuhkan.
Arsitektur dan infrastruktur sangat
erat hubungannya. Arsitektur yang sama mungkin akan membutuhkan infrasturktur
yang berbeda, tergantung pada lingkungan perusahaan ataupun organisasi.
Apa
itu infrastuktur ?
Infrastruktur adalah :
“Sistem fisik dasar dari suatu negara atau
populasi masyarakat, termasuk jalan, utilitas, air, limbah, dll Sistem ini
dianggap penting untuk memungkinkan produktivitas dalam perekonomian.
Mengembangkan infrastruktur sering memerlukan investasi awal yang besar, tapi
skala ekonomi cenderung signifikan”
“Infrastruktur merupakan struktur fisik dan dasar
organisasi yang diperlukan untuk operasi suatu masyarakat atau
perusahaan, atau layanan dan fasilitas yang diperlukan untuk sebuah
ekonomi berfungsi.”
Layer Infrastuktur E-business
Bagan
diperoleh dari : http://psut.edu.jo/sites/raad/eBusiness_notes/Chapter%2003.pdf
Layer
1 : E-business services –
Applications Layer
Lapisan
paling atas yang langsung berinteraksi dengan user. Beragam jenis aplikasi
e-business yang ada seperti :
1. Selling Chain Management Information System – sub-sistem yang secara langsung berinteraksi
dengan pelanggan agar mereka dapat dengan mudah mengadakan akses terhadap
produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, terutama yang berhubungan dengan
aktivitas transaksi bisnis.
2. Customer Relationship Management Information System - sub-sistem yang berfungsi sebagai sarana
komunikasi efektif antara pelanggan dengan perusahaan, terutama yang berkaitan
dengan kebutuhan akan informasi maupun bentuk pelayanan lainnya sehubungan
dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
3. Enterprise Resource Planning Information System – sub-sistem yang secara langsung berfungsi
mengintegrasikan proses-proses penciptaan produk atau jasa dari perusahaan,
mulai dari dipesannya bahan-bahan mentah dan fasilitas produksi sampai dengan
terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan.
4.
Management Control Information System –
sub-sistem yang bertanggung jawab memberikan data dan informasi bagi keperluan
pengambilan keputusan manajemen perusahaan dan stakeholder lainnya, baik
keputusan-keputusan yang bersifat strategis maupun taktis sehari-hari
5. Administrative Control Information System – sub-sistem yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang terselenggaranya proses-proses administasi Dan masih banyak jenis aplikasi penerapan dari e-business lainnya.
5. Administrative Control Information System – sub-sistem yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang terselenggaranya proses-proses administasi Dan masih banyak jenis aplikasi penerapan dari e-business lainnya.
Layer
2 : System software layer
Lapisan yang mana di dalamnya terdapat
sistem – sistem yang mendukung aplikasi agar dapat berjalan dengan baik seperti
web browser, server software, software jaringan, sistem manajemen database, dan
lain sebagainya.
Layer
3 : Transport or Network
layer
Lapisan yang mengatur jaringan dan transportasi
data (TCP / IP).
Layer
4 : Storage / physical layer
Lapisan di mana mencakup penyimpanan
data baik yang tersimpan di dalam penyimpanan magnetis di dalam server web
ataupun media penyimpanan sementara (RAM).
Layer
5 : Content and data layer
Lapisan yang mencakup isi dari data yang
tersimpan seperti data konsumen, data transaksi dan lain sebagainya.
Kenapa dan Untuk apa Datawarehouse?
Disini saya akan memberikan ilustrasi untuk
datawarehouse. Datawarehouse itu dimiliki oleh perusahaan yang sudah besar,
yang memiliki banyak cabang, data yang banyak dan tentunya struktur organisasi
yang kompleks.
Mari bayangkan sebuah perusahaan yang memiliki
banyak transaksi, yang memiliki banyak cabang. Tentu data-data tersebut
tersebar dilokasi yang berbeda, sistem operasi yang berbeda, bahkan di
basisdata (database) yang berbeda. Nah, Lalu bagaimana seorang
pimpinan/ manager mengambil sebuah keputusan?Tentu bagi sang pembuat
keputusan hanya membutuhkan akses ke semua sumber data tersebut. Kalau
melakukan query di setiap masing-masing cabang tentu tidak efisien dan tidak
praktis. Atau bahkan data yang dimiliki oleh perusahaan adalah data-data
terbaru, bukan data-data terdahulu dari perusahaan tersebut. Dari permasalahan
ini, Datawarehouse hadir sebagai solusinya.
Jika mengandalkan database OLTP untuk dilakukan
query terlalu besar. Datawarehouse dibuat agar prosesnya lebih efisien. Dan
selalu berkompetitif, maksudnya di zaman saat ini perusahaan sudah mengandalkan
teknologi datawarehouse untuk pengambilan keputusan di perusahaan.
Tujuan Akhir menggunakan Datawarehouse
·
Menyediakan data organisasi yang mudah diakses oleh manager.
·
Data yang berada di datawarehouse bersifat konsisten, dan merupakan kebenaran.
·
Datawarehouse merupakan tempat, dimana data yang telah digunakan di
publikasikan.
·
Kualitas data di datawarehouse dapat diandalkan.
Sumber :
- http://ldse-bussiness.blogspot.com/2013/02/part-4-infrastruktur-e-business.html (Diakses 19 Februari 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar